Sabtu, 25 November 2017

Konsep Dan Metodologi Sistem Informasi Cerdas

Sistem informasi merupakan sekumpulan komponen pembentuk sistem yang mempunyai keterkaitan antara satu komponen dengan komponen lainnya yang bertujuan untuk menghasilkan suatu informasi dalam suatu bidang tertentu. Dalam sistem informasi terdapat kriteria antara lain, fleksibel, efektif dan efisien. Sistem informasi juga dibagi atas tiga aspek yaitu Komputer, Manajemen dan Bisnis.

Kecerdasan Buatan (Artificial Intelligence) merupakan suatu bidang sains computer yang ditujukan untuk menyempurnakan kinerja sistem instrumentasi elektronika. Peralatan atau sistem yang dibangun dapat melakukan kerja yang memerlukan kecerdasan seperti yang dilakukan oleh manusia. Beberapa bidang yang menggunakan kecerdasan buatan contohnya seperti Sistem Pakar, Sistem Pendukung Keputusan, Logika Fuzzy, Algoritma Genetika dan Neural Network.

Sedangkan Sistem Informasi Cerdas (Intelligence Information System) ialah kemampuan mesin atau sistem untuk beradaptasi dalam mencapai tujuan pada lingkungan yang dapat mempengaruhi perilaku sistem. Sebagai sistem yang mampu menirukan perilaku manusia, sistem mempunyai ciri khas yang menunjukkan kemampuan dalam hal :
  • Menyimpan Informasi 
  • Berkomunikasi dengan penggunanya
  • Beradaptasi dengan suatu keadaan baru
  • Menggunakan informasi yang dimiliki untuk melakukan suatu pekerjaan dan dapat menarik suatu kesimpulan

Tujuan Kecerdasan Buatan (Artificial Intelligence) yaitu :
  • Membuat mesin menjadi lebih pintar (tujuan utama)
  • Memahami apa itu kecerdasan (tujuan ilmiah)
  • Membuat mesin lebih bermanfaat (tujuan entrepreneurial)


Sistem Informasi Cerdas (Intelligence Information System) terbagi menjadi 3 aspek utama yaitu :

Kecerdasan Buatan (Artificial Intelligence)

Mempelajari kemampuan dari suatu mesin dan algoritma untuk diimplementasikan dalam kehidupan nyata berdasarkan pikiran manusia. Dalam sebuah algoritma AI terdapat dua persepsi terhadap otak manusia, pertama bagaimana cara berfikirnya dan kedua adalah seberapa besar pola pikir yang dihasilkan. Dari problema tersebut dapat diambil garis besar hubungan SIC/ IIS terhadap AI yaitu cara berfikir dan pola fikir. Oleh karenaya AI dalam IIS dibagi menjadi dua komponen keilmuan yaitu Computational Intelligence (CI) dan Data Mining.

Sistem Cerdas (Intelligence System)

Sistem Cerdas (SC) atau Intelligence System mempunyai hubungan erat dengan AI dalam konsep algoritma. Dimana perbedaan antara keduanya? Dari beberapa literatur menyebutkan bahwa perbedaan yang sangat mencolok antara SC dengan AI adalah terletak pada konsep dasarnya. AI membahas secara umum bagaimana struktur cara berfikir dan pola fikir sebuah algoritma, sedangkan untuk SC merupakan terapan dari algoritnya yang dihasilkan oleh AI. Dengan kata lain SC merujuk kepada AI dan AI merupakan induk dari SC. Berdasarkan sekema diatas dapat disimpulkan bahwa SC memiliki dua aspek keilmuan yaitu Expect System (ES) dan Decision Support System (DSS).

Sistem Informasi (Information System)

Dari pembahasan sebelumnya terntang AI dan SC yang masing-masing memiliki peran sebagai bagian terpenting dari sebuah sistem, yang tidak kalah menarik adalah Sistem Informasi (SI). Hubungan antara AI, SC dan SI memiliki komponen kompleks dalam pengembangan sebuah sistem, dari segi cara, pola, dan penerapan dalam bidang pakar maupun manajemen dapat diintegrasikan. Sistem informasi bertindak sebagai penghubung dari bergai konsep diatas dan juga sebagai pelengkap dalam penerapan dan pengembangan sistem yang didukung oleh algoritma yang dihasilkan dari AI maupun SC. Dua hal yang harus dipertimbangkan dalam SI yang akan mendukung AI dan SC dalam IIS adalah Knoledge Management System dengan benang merah Expect System, yang juga disupport oleh Management Information System yang bergerak diseputaran area Decision Support System.


Terdapat 4 dasar kategori di konsep dasar Kecerdasan Buatan (Artificial Intelligence), yaitu :

1. Acting Humanly

system yang melakukan pendekatan dengan menirukan tingkah laku seperti manusia yang dikenalkan pada tahun 1950. Cara kerja pengujian melalui teletype yaitu jika penguji (integrator) tidak dapat membedakan yang mengintrogasai antara manusia dan computer maka computer tersebut dikatakan lolos(menjadi kecerdasan buatan).

2. Thinking Humanly

system yang dilakukan dengan cara intropeksi yaitu penangkapan pemikiran psikologis manusia pada computer,hal ini sering diujikan dengan neuron ke neuron lainnya atau sel otak dengan sel otak lainnya. Cara pembelajarannya yaitu melalui experiment-experimen.

3. Thinking Rationaly

System ini merupakan yang sangat sulit karena sering terjadi kesalah dalam prinsip dan prakteknya. System ini dikenal dengan penalaran komputasi.

4. Acting Rationaly

System yang melakukan aksi dengan cara menciptakan suatu robotika cerdas yang menggantikan tugas manusia.


METODOLOGI SISTEM INFORMASI CERDAS

Sistem Pakar (Expert System)
Dirancang untuk menyelesaikan masalah pada suatu bidang yang membutuhkan pakar pada bidang tersebut, misal: Sistem Pakar untuk mendiagnosa gejala penyakit pada pasien.
Pembuatan:
· Menanyai para pakar yang menjadi ahli di bidang tersebut
· Menyimpan pengetahuan yang diperoleh dalam suatu bentuk yang sesuai bagi penyelesaian masalah, menggunakan penalaran sederhana

Penggunaan:
· Pengguna memasukkan query sesuai dengan masalah yang ditetapkan oleh sistem pakar.
· Query tersebut digunakan untuk pengambilan keputusan berbasiskan pada pengetahuan yang disimpan dalam basis data sistem pakar tersebut.
· Jawaban diberikan ke pengguna, atau mungkin perlu masukan lebih lanjut dari para pakar yang ahli di bidang tersebut.

Jaringan Syaraf Tiruan (Artificial Neural Networks)
ANN didasarkan pada model yang disederhanakan dari otak manusia dan operasi-operasinya. Model-model dari ANN tergantung pada:
· Arsitektur jaringan syaraf tiruan tersebut.
· Metode Pembelajaran jaringan syaraf tiruan yang di gunakan.
· Karakter operasional lain, misal: jenis fungsi aktifasi

ANN bekerja baik pada masalah pengenalan pola dan klasifikasi. Mampu menangani data yang sebelumnya tidak terlihat, tidak lengkap atau rusak.Beberapa contoh aplikasinya antara lain:
· Deteksi kepadatan di bandara dengan pola-pola tertentu.
· Pengenalan wajah menggunakan pola dan klasifikasi pada sistem.
· Penilaian resiko keuangan dengan pengenalan pola.
· Optimisasi dan penjadwalan dengan pengenalan pola.

Data Mining
Proses eksplorasi, pengambilan dan analisis data untuk menemukan informasi baru dan bermanfaat. Mengekstrak informasi perilaku pasar dan pengguna dengan cara menggali data yang di gunakan oleh pengguna. Tersebut Informasi yang menyangkut soal:
· Menyatakan tren & asosiasi perilaku pasar dengan analisis data yang di dapatkan dari pengguna
· Meningkatkan keunggulan kompetitif/efektifitas pemasaran dengan menggunakan data yang diambil oleh pengguna.

Teknologi Bahasa (Language Technology)
Pengenalan Bahasa manusia untuk memudahkan komunikasi antara manusia dan komputer adalah aspek penting sistem informasi cerdas. Aplikasi LT diantaranya:
· Bahasa Pemrosesan Natural, Representasi pengetahuan, Pengenalan ucapan.
· Pengenalan tulisan tangan yang di input oleh pengguna.
· Speech synthesis yang dikembangkan dari pengenalan ucapan
Sistem berbasis LT dapat berupa front-end dari sistem informasi yang berbasis pada sistem cerdas lainnya.

Sumber :
whatis.techtarget.com/definition/intelligent-system
https://mustakimtelematika.wordpress.com/2014/03/31/intelligence-information-system-iis/
https://istd.sutd.edu.sg/undergraduate/courses/50021-artificial-intelligence

Minggu, 19 November 2017

AUDIT SISTEM INFORMASI TUGAS 2

AUDIT SISTEM INFORMASI

Ø  PENGERTIAN
Audit sistem informasi adalah proses pengumpulan dan penilaian bukti – bukti untuk menentukan apakah sistem komputer dapat mengamankan aset, memelihara integritas data, dapat mendorong pencapaian tujuan organisasi secara efektif dan menggunakan sumberdaya secara efisien.

Ø  TUJUAN
Tujuan Audit Sistem Informasi dapat dikelompokkan ke dalam dua aspek utama dari ketatakelolaan IT, yaitu :
a.       Conformance (Kesesuaian) – Pada kelompok tujuan ini audit sistem informasi difokuskan untuk memperoleh kesimpulan atas aspek kesesuaian, yaitu :Confidentiality (Kerahasiaan), Integrity (Integritas), Availability (Ketersediaan) danCompliance (Kepatuhan).
b.       Performance (Kinerja) – Pada kelompok tujuan ini audit sistem informasi difokuskan untuk memperoleh kesimpulan atas aspek kinerja, yaitu :Effectiveness(Efektifitas), Efficiency (Efisiensi), Reliability (Kehandalan).

Tujuan audit sistem informasi menurut Ron Weber tujuan audit yaitu :
1.       Mengamankan aset, aset (activa) yang berhubungan dengan instalasi sistem informasi mencakup: perangkat keras (hardware), perangkat lunak (software), manusia (people), file data, dokumentasi sistem, dan peralatan pendukung lainnya. Sama halnya dengan aktiva – aktiva yang lain, maka aktiva ini juga perlu dilindungi dengan memasang pengendalian internal. Perangkat keras dapat rusak karena unsur kejahatan atau sebab-sebab lain. Perangkat lunak dan isi file data dapat dicuri. Peralatan pendukung dapat digunakan untuk tujuan yang tidak diotorisasi.
2.       Menjaga integritas data, integritas data merupakan konsep dasar audit sistem informasi. Integritas data berarti data memiliki atribut: kelengkapan, baik dan dipercaya, kemurnian, dan ketelitian. Tanpa menjaga integritas data, organisasi tidak dapat memperlihatkan potret dirinya dengan benar atau kejadian yang ada tidak terungkap seperti apa adanya. Akibatnya, keputusan maupun langkah-langkah penting di organisasi salah sasaran karena tidak didukung dengan data yang benar. Meskipun demikian, perlu juga disadari bahwa menjaga integritas data tidak terlepas dari pengorbanan biaya. Oleh karena itu, upaya untuk menjaga integritas data, dengan konsekuensi akan ada biaya prosedur pengendalian yang dikeluarkan harus sepadan dengan manfaat yang diharapkan.
3.       Menjaga efektivitas sistem, sistem informasi dikatakan efektif hanya jika sistem tersebut dapat mencapai tujuannya. Untuk menilai efektivitas sistem, perlu upaya untuk mengetahui kebutuhan pengguna sistem tersebut (user). Selanjutnya, untuk menilai apakah sistem menghasilkan laporan atau informasi yang bermanfaat bagi user (misalnya pengambil keputusan), auditor perlu mengetahui karakteristik user berikut proses pengambilan keputusannya. Biasanya audit efektivitas sistem dilakukan setelah suatu sistem berjalan beberapa waktu. Manajemen dapat meminta auditor untuk melakukan post audit guna menentukan sejauh mana sistem telah mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Evaluasi ini akan memberikan masukan bagi pengambil keputusan apakah kinerja sistem layak dipertahankan; harus ditingkatkan atau perlu dimodifikasi; atau sistem sudah usang, sehingga harus ditinggalkan dan dicari penggantinya Audit efektivitas sistem dapat juga dilaksanakan pada tahap perencanaan sistem (system design). Hal ini dapat terjadi jika desainer sistem mengalami kesulitan untuk mengetahui kebutuhan user, karena user sulit mengungkapkan atau mendeskripsikan kebutuhannya. Jika sistem bersifat komplek dan besar biaya penerapannya, manajemen dapat mengambil sikap agar sistem dievaluasi terlebih dahulu oleh pihak yang independen untuk mengetahui apakah rancangan sistem sudah sesuai dengan kebutuhan user. Melihat kondisi seperti ini, auditor perlu mempertimbangkan untuk melakukan evaluasi sistem dengan berfokus pada kebutuhan dan kepentingan manajemen.
4.       Mencapai efisiensi sumberdaya, suatu sistem sebagai fasilitas pemrosesan informasi dikatakan efisien jika ia menggunakan sumberdaya seminimal mungkin untuk menghasilkan output yang dibutuhkan. Pada kenyataannya, sistem informasi menggunakan berbagai sumberdaya, seperti mesin, dan segala perlengkapannya, perangkat lunak, sarana komunikasi dan tenaga kerja yang mengoperasikan sistem tersebut. Sumberdaya seperti ini biasanya sangat terbatas adanya. Oleh karena itu, beberapa kandidat sistem (system alternatif) harus berkompetisi untuk memberdayakan sumberdaya yang ada tersebut.

Adapun tujuan yang lain adalah :
·         Untuk memeriksa kecukupan dari pengendalian lingkungan, keamanan fisik, keamanan logikal serta keamanan operasi sistem informasi yang dirancang untuk melindungi piranti keras, piranti lunak dan data terhadap akses yang tidak sah, kecelakaan, perubahan yang tidak dikehendaki.
·         Untuk memastikan bahwa sistem informasi yang dihasilkan benar-benar sesuai dengan kebutuhan sehingga bisa membantu organisasi untuk mencapai tujuan strategis.
Ø  PENGENDALIAN UMUM
Lebih menjamin integritas data yang terdapat di dalam sistem komputer dan sekaligus meyakinkan integritas program atau aplikasi yang digunakan untuk melakukan pemrosesan data.
Ø  RUANG LINKGUP
Sebagai audit operasional terhadap fungsi sistem informasi (IT governance), audit objective-nya adalah melakukan assessment terhadap efektifitas, efisiensi, dan ekonomis tidaknya pengelolaan sistem informasi suatu organisasi.

Ø  PENGENDALIAN APLIKASI
Pada pengendalian organisasi, hampir sama dengan pengendalian umum organisasi, namun lebih terfokus pada aplikasi yang diterapkan perusahaan. Siapa pemilik aplikasi, tugas administrator, pengguna, hingga pengembangan aplikasi tersebut.
Untuk pengendalian akses, terpusat hanya pada pengendalian logika saja untuk menghindari akses tidak terotorisasi. Selain itu juga terdapat pengendalian role based menu dibalik pengendalian akses logika, dimana hanya pengguna tertentu saja yang mampu mengakses menu yang telah ditunjuk oleh administrator. Hal ini berkaitan erat dengan kebijakan TI dan prosedur perusahaan berkaitan dengan nama pengguna dan sandi nya.

UNSUR PENGENDALIAN APLIKASI

Ø  BATAS SISTEM
Boundary adalah interface antara users dengan system berbagai teknologi informasi. Tujuan utama boundary control adalah
            Untuk mengenal identitas dan otentik/tidaknya pemakai system, artinya system yang didesain dengan baik seharusnya mengidentifikasi dengagn tepat siapa user tersebut dan apakah identitas diri yang dipakainya otentik.
            Untuk menjaga agar sumber daya system informasi digunakan oleh dengan cara yang ditetapkan.


Ø  INPUT CONTROL
Dirancang dengan tujuan untuk mendapat keyakinan bahwa data transaksi input adalah validm lengkap, serta bebas dari kesalahan dan penyalahgunaan. Merupakan pengendalian aplikasi yang penting karena input yang salah akan menyebabkan output juga keliru.
Mekanisme masuknya data input ke system dapat dikategorikan ke dalam dua acara yaitu
1.       Batch system (delayed processing systems)
2.       On line transaction processing system (pada umumnya bersifat real time system)

Ø  PROCESS CONTROL

1.       Batch system
Orientasi utamanya adalah system pengolahan data (dahulu disbeut system pengolahan data elektronik, electronic data processing, EDP). Data input yang akan dimasukkan ke system informasi berbasis teknologi pada hakikatnya dapat dikelompokan dalam tiga tahapan, yaitu
·         Data capture
·         Data preparation
·         Data entry
2.       On line transaction processing system
Data masukan dientri dengan workstation/terminal atau jenis input device seperti ATM dan Point Of Sales. Meskipun online bias saja memakai pola batch, tetapi biasanya online dikaitkan dengan real time system, artinya updating data di computer bersamaan dengan terjadinya transaksi.


Ø  FUNGSI INTERNAL AUDITOR
·         Mengevaluasi pengendalian atas aplikasi tertentu, yang mencakup analisis terhadap resiko dan seperto e-business, system perencanaan daya perusahaan.
·         Memerbikan asersi(assurance) atas proses tertentu, seperti audit dengan prosedur tentu yang disepakati Bersama dengan audit.
·         Memberikan asersi atas aktifitas pengolahan data pihak ketiga dengan tujuan untuk memberikan bagi pihak lain yang memerlukan informasi yang dilakukan oleh pihak ketiga tersebut.
·         Pengujian penetrasi yaitu untuk mengakses sumber daya informasi guna menemukan kelemahan.
·         Memberikan dukungan atas pekerjaan audit keuangan yang mencakup evaluasi atas resiko dan pengendalian TI yang dapat memengaruhi kehandalan system pelaporan keuangan,
·         Mencari kecurangan yang berbasis TI, yaitu menginvestigasi catatan computer dalam investigasi kecurangan